Menumbuhkan Semangat Juang Siswa dengan Nonton “Tegar” Bersama

Generasi Z sering dikaitkan dengan generasi yang bermental lemah, hingga digolongkan sebagai generasi stoberi, yaitu indah dan manis namun gampak busuk dan hancur, hal tersebut bukan tanpa alasan, kemudahan dan kemajuan zaman saat ini, sangat memudahkan kehidupan manusia, seluruh aktivitas manusia dapat dilakukan hanya dari kamar, contohnya jika ingin berkomunikasi dengan orang lain cukup dengan telpon atau video call, jika ingin mencari makan dapat menggunakan aplikasi makanan seperti gofood, jika ingin membeli barang dapat menggunakan tiktok shop atau shopee, dan banyak hal lain.

Kemudahan tersebut tentu adalah berkah yang diberikan tuhan kepada kehidapan manusia, namun tidak dapat dipungkiri hal tersebut justru membuntuk generasi yang ingin instan dalam urusan apapun, hal tersebut tentu berdampak pada mental generasi muda yang mudah menyerah dan tidak memiliki semangat juang yang tinggi, akhirnya banyak generasi muda yang mentalnya terganggu saat dalam kondisi yang tidak menyenangkan dalam hidupnya.

Situasi tersebut tentu menjadi permasalahan besar jika tidak segera ditangani, sebab generasi muda adalah penerus bangsa ini, untuk menanggulangi hal tersebut maka SMP N 3 Banguntapan merumuskan sebuah Outing Class dengan memanfaatkan media audio visual, namun yang menarik proses pembelajaran ini dilakukan langsung di bioskob mall Jwok, meskipun kegiatan ini tidak diwajibkan, namun ternyata para siswa sangat antulisas, terbukti lebih dari 600 siswa yang berpartisipasi dan menggunakan 23 bis medium.

Kegiatan nonton bersama tersebut dilaksanakan pada tanggal 27 Semtember 2023, dimulai dari jam 7 hingga jam 1 siang, dengan titik kumpul disekolah, para siswa dikumpulkan di lapangan untuk dikelompokkan sesuai bis nya masing-masing, setelah selesai siswa kembali ke sekolah untuk pulang, adapun film yang ditonton berjudul Tegar, film ini bercerita tentang seorang anak yang lahir dengan keadaan berkebutuhan khusus, sehingga orang tuanya tidak menginginkan kehadirannya, beruntung beliau memiliki sosok kakek yang sangat menyayanginya, sehingga dia dapat hidup sehat hingga umur 10 tahun.

Permasalahan muncul ketika anak tersebut berpisah dengan kakeknya, sebab tutup usia, kehidupan anak tersebut menjadi lebih hampa tanpa teman dan kakek, sebab karena kondisi badan anak tersebut, ibunya melarang anak tersebut keluar, sebab kuatir anaknya menjadi bahan tertawaan dan ejekan, meskipun disatu sisi, apa yang dilakukan ibunya untuk menjaga anaknya dari bulliying, namun tersirat ketakutan ibunya, yang tidak ingin sakit hati atas ejekan orang lain terhadap anaknya, dengan kondisi tersebut satu-satunya orang yang diperkenankan untuk bertemu Tegar hanyalah pengasuhnya saja.

Pengasuh Tegar memang sangat menyayanginya, namun disuatu ketika Ibu dan pengasuhnya meninggalkan Tegar sendiri di rumah, dengan keterbatasannya, banyak hal yang sulit dia lakukan, namun karena semangat juang yang tinggi, akhirnya dia mampu melakukan hal-hal tersebut, seperti mengganti baju, memasak dan lain-lain, namun poin penting dari film tersebut terletak pada kenginan besar Tegar untuk sekolah, dan membuktikan ke Ibunya, bahwa sebagai manusia kita tidak akan lepas dari omongan orang, mau bagaimanapun situasi kita, dan kita tidak bisa menutup mulut semua orang, yang bisa kita lakukan hanya menutup telinga kita, dan perlahan menjadi kuat. Melalui film tersebut siswa diharapkan belajar pendidikan karakter dari sosok Tegar, dimana dalam hidup, kita pasti akan dalam situasi yang tidak menyenangkan, dimana seakan-akan dunia tidak berpihak dengan kita, banyak hal yang keliatan sulit dan mustahil kita lakukan, namun kita harus terus mencoba dan belajar dari pengalaman sebelumnya, agar kita dapat menjadi orang yang lebih kuat dan mandiri.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *