Pengajian Orang Tua Membangun Sinergi Antara Sekolah Dan Orangtua Dalam Pendidikan

Indonesia memiliki tiga jenis lembaga pendidikan, yaitu lembaga formal seperti sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA), selanjutnya lembaga nonformal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), sanggar kegiatan belajar (SKB), dan lembaga khursus, sedangkan yang terakhir adalah lembaga informal seperti pendidikan orang tua, dan untuk mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan kerja sama antar ketiga jenis lembaga tersebut.

Namun masalahnya tidak semua keluarga di Indonesia memiliki pengalaman pendidikan yang cukup mamadai, sehingga proses pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata berhasil, sebab orang tua yang memiliki kedekatan emosional dan waktu yang lebih banyak dengan siswa gagal memanfaatkan situasi tersebut, sehingga pembelajaran dan pembiasaan yang telah ditekankan oleh sekolah, akan mudah dilupakan dan tidak membentuk apapun selain mental yang tertekan.

Atas kesadaran tersebut, maka pihak sekolah (jenis lembaga pendidikan formal), hendaknya melakukan kerjasama dengan orang tua, dan membuat program pelatihan dan seminar yang sasaran nya adalah wali murid, oleh karena itu maka SMP N 3 Banguntapan membuat agenda edukasi yang dikemas dalam bentuk pengajian orang tua dengan tema “membangun sinergi antara sekolah dan orangtua dalam pendidikan”.

Pengajian baguyuban orang tua tersebut dilaksanakan pada hari Ahad, 1 Oktober 2023, yang dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama pada jam 08.30 – 09.30 yang diikuti dari wali kelas 7 A, B, C, D dan seluruh kelas 8, sedangkan sesi kedua dilaksanakan pada jam 10.00 – 11.00 yang dihadiri wali murid kelas 7 E, F, G dan seluruh kelas 9, yang bertempat di mushola timur SMP N 3 Banguntapan. Harapan dari pengajian ini adalah memperkuat keimanan dan ketakwaan wali murid sehingga dapat memberikan contoh secara aktif kepada anak, selain itu memberikan informasi untuk memberikan pemahaman bahwa hasil yang belum maksimal yang didapatkan oleh para siswa tidak lah sesuatu yang sangat buruk, sehingga tugas kita terus memotivasi dan memberikan pemahaman, bukan menjatuhkan mental dan merendahkannya, sehingga terbentuklah kebiasaan sehat setelah evaluasi pendidikan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *